Antologi Rasa
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : GPU
Jumlah halaman : 333
Terbit : Agustus 2011
Harga Buku : Rp. 25.000,- (belum termasuk ongkir)
Ini
kisah cinta tiga sahabat. Antara Keara, Ruly dan Harris. Keara
mencintai Ruly. Ruly hanya mencintai Denise meskipun tahu Dennie telah
menikah dengan Kemal. Harris tergila-gila pada Keara,bahkan sempat
berhubungan intim dengan gadis itu ketika mereka sedang
bermabuk-mabukan. Tetapi, Keara tak pernah mencintai Harris. Bahkan, ia
jadi sangat membenci Harris yang dianggapnya telah mengambil keuntungan
dengan menidurinya saat ia sedang mabuk. Keara tak peduli meskipun
Harris meminta maaf dan berusaha memperbaiki persahabatan mereka. Karena
yang ada di hati Keara hanyalah Ruly. Walau ia tahu Ruly tak pernah
mencintainya. Walau akhirnya ia dan Ruly berpacaran tetapi hati Ruly
bukan untuknya. Dan, Keara memilih putus dengan Ruly.
Keara :
We’re both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe. How can we be so different and feel so much alike, Rul?
Dan
malam ini, tiga tahun setelah malam yang membuatku jatuh cinta, my
dear, aku di sini terbaring menatap bintang-bintang di langit pekat
Singapura ini, aku masih cinta, Rul. Dan, kamu mungkin tidak akan pernah
tahu. Three years of my wasted life loving you.
Ruly :
Yang
tidak gue ceritakan ke Keara adalah bahwa sampai sekarang gue merasa
mungkin satu-satunya momen yang bisa mengalahkan senangnya dan leganya
gue subuh itu adalah kalau suatu hari nanti gue masuk ke ruangan rumah
sakit seperti ini dan Denniese sedang menggendong bayi kami yang baru
dia lahirkan. Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah rasa hangat yang
terasa di dada gue waktu suster membangunkan gue subuh itu dan berkata :
“Pak, isterinya sudah sadar,” dan bahwa gue bahkan tidak sedikitpun
berniat mengoreksi pernyataan itu. Mimpi aja terus, Rul.
Harris :
Senang
definisi gue : elo tertawa lepas. Senang definisi elo? Mungkin gue
nggak akan pernah tahu. Karena setiap gue mencoba melakukan hal-hal
manis yang gue lakukan dengan perempuan-perempuan lain yang sepanjang
sejarah tidak pernah gagal membuat mereka klepek-klepek, ucapan yang
harus gue dengar hanya, “Harris darling, udah deh nggak usah sok manis.
Go back being the chauvinistic jerk that I love.” That’s probably as
close as I can get to hearing that she loves me.
Komentar
Posting Komentar